Minggu, 08 Juni 2014

tablet fe


MATERI
KEBUTUHAN ZAT BESI PADA IBU HAMIL

1.Pengertian Tablet Fe
Adalah unsur pembentuk sel darah merah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama kehamilan.

2.Kegunaan Pemberian Tablet Fe
Agar ibu mengetahui kegunaan tablet Fe adalah menun jang persediaan darah bumil untuk pembentukan Hb, untuk mencegah anemia selama kehamilan yang dapat membayakan jiwa ibu dan menghambat pertumbuhan janin.

3.Komponen dari Tablet Fe
a.  Kebutuhan / dosis perhari
    1 tablet/hari yaitu 60 mg/hari

b.Kebutuhan / dosis selama hamil
     Paling sedikit 90 tablet selama hamil

c.Waktu minum tablet zat besi
Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur, karena mengurangi efek mual yang akan   timbul setelah ibu meminumnya

d.Cara minum tablet zat besi
Diminum dengan air putih/ air jeruk yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan

e.Bahan makanan yang menghambat penyerapan zat besi
The, susu, kopi tidak boleh diminum bersamaan dengan tablet Fe.

f.Penyimpanan Tablet zat besi
Simpan ditempat kering dan tidak terkena sinar matahari langsung atau dekat dengan sumber panas dan setelah dibungkus dibuka ditutup kembali.

g.Efek samping tablet zat besi
Efek sampingnya mual,konstipasi, diare, tinja berwarna hitam kecoklatan.

h.bahan makanan yang mengandung zat besi
Sayuran yang berwarna hijau tua (bayam, kangkung, daun singkong,daun katuk, dsb), nabati : daging berwarna merah, telur, hewani : tahu, tempe.

i.Cara mengolah makanan sehingga zat besi yang terkandung didalamnya tidak banyak yang hilang
sayur dicuci, potong, dimasak jangan terlalu matang

Sabtu, 07 Juni 2014

Tanda-tanda bahaya dini kehamilan


TANDA BAHAYA KEHAMILAN

 

1.      TANDA-TANDA DINI BAHAYA KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN MUDA.

a.                             PERDARAHAN  PERVAGINAAN

1)      Pengertian

Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan yang kurang dari 22 minggu

2)      Perdarahan pervaginam dikatakan tidak normal apabila ada tanda-tanda sbb:

a)         Keluar darah merah

b)         Perdarahan ang banyak

c)         Perdarahan yang disertai dengan nyeri

3)      Macam perdarahan pada kehamilan muda

a)         Kehamilan Ektopik Terganggu

(1)                        Pengertian

Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.

(2)         Insiden

(3)         Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 – 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas.

(4)         Etiologi

Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah :

(a)          Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.

(b)         Riwayat operasi tuba.

(c)          Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.

(d)         Kehamilan ektopik sebelumnya.

(e)          Aborsi tuba dan pemakaian IUD.

(f)          Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.

(g)         Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.

(h)         Operasi plastik pada tuba.

(i)           Abortus buatan.

(5)         Patofisiologi

Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :

(a)          Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.

(b)         Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.

(c)          Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

(6)         Manifestasi Klinik

            Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda; dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau infuse tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. 

            Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.

 

 

(7)         Diagnosis

Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain :

(a)          Anamnesis dan gejala klinis

Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.

(b)         Pemeriksaan fisis

·                      Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.

·      Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.

·                     Pemeriksaan ginekologis.

(c)          Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.

(d)         Pemeriksaan Penunjang

·   Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-Hcg (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

·   USG :

-        Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

-        Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

-        Adanya massa komplek di rongga panggul

(e)          Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah.

(f)          Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

(g)         Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus.

(8)         Penanganan

            Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.

 

            Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan infuse, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan anti inflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.

(9)         Komplikasi

(a)          Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :

(b)         Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.

(c)          Infeksi

(d)         Sterilitas

(e)          Pecahnya tuba falopii

(f)          Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.

b)         Mola Hidatidosa

(1)         Pengertian

Mola hidatidasa yaitu suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik

(2)         Etiologi

Mola hidatidosa berasal dari plasenta atau jaringan janin sehingga hanya mungkin terjadi pada awal kehamilan, massa biasanya terdiri dari bahan-bahan plasenta yang tumbuh tak terkendali, sering tidak ditemukan janin sama sekali. Penyebab terjadinya mola belum diketahui.

Penyebab yang paling mungkin adalah kelainan pada sel telur, rahim atau kekurangan gizi, resiko yang lebih tinggi ditemukan pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun atau diatas 40 tahun. Faktor resiko terjadinya mola adalah status sosial-ekonomi yang rendah, diet rendah protein, asam folat dan karotin.

(3)         Gejala

Gejalanya bisa berupa:

·         Perdarahan dari vagina pada wanita hamil (trimester i)

·         Mual dan muntah berat

·         Pembesaran perut melebihi usia kehamilan

·         Gejala-gejala hipertiroidisme ditemukan pada 10% kasus (denyut jantung yang cepat, gelisah, cemas, tidak tahan panas, penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, tinja encer, tangan gemetar, kulit lebih hangat dan basah)

·         Gejala-gejala pre-eklamsi yang terjadi pada trimester I atau awal trimester II (tekanan darah tinggi, pembengkakan kaki-pergelangan kaki-tungkai, proteinuria).

 

 

(4)         Pengobatan

·         Mola harus dibuang seluruhnya, biasanya jika tidak terjadi aborsi spontan dan diagnosisnya sudah pasti, dilakukan aborsi terapeutik melalui prosedur dilatasi & kuretase.

·         Setelah prosedur tersebut, dilakukan pengukuran kadar hcg untuk mengetahui apakah seluruh mola telah terbuang.

·         Jika seluruh mola telah terbuang, maka dalam waktu 8 minggu kadar hcg akan kembali normal.

·         Wanita yang pernah menjalani pengobatan untuk mola sebaiknya tidak hamil dulu dalam waktu 1 tahun dan dianjurkan kontrasepsi pil.

·         2-3% kasus mola bisa berkembang menjadi keganasan (koriokarsinoma).

·         Pada koriokarsinoma diberikan kemoterapi yaitu metotreksat, daktinomisin atau kombinasi kedua obat tersebut.

·         Jadwal pemeriksaa ulang selama 2-3 tahun :

o                  setiap minggu pada tiwulan pertama

o                  setiap 2 minggu pada triwulan kedua

o                  setiap bulan pada 6 bulan berikutnya

o                  setiap 2 bulan pada tahun  berikutnya dan selanjutnya setiap 3 bulan

(5)         Komplikasi

·         Bisa disertai preeklampsia pada usia kehamilan yang lebih muda

·         Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid

·         Emboli sel trofoblas ke paru

·         Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah dievakuasi

·         Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi

c)         Abortus

(1)         Pengertian

            Abortus atau keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.

            Pengertian abortus (pengguguran kandungan) menurut hukum ialah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya. Juga tidak dipersoalkan, apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup atau mati (Yurisprudensi Hoge qaad HR 12 April 1898). Yang dianggap penting adalah bahwa sewaktu pengguguran kehamilan dilakukan, kandungan tersebut mash hidup (HR 1 November 1897, HR 12 April 1898). Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek liewollyn&Jones, 2002).

(2)         Etiologi

Keguguran atau abortus disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:

(a)             Kelainan ovum.

Ovum yang tidak sempurna dan perkenbangan nya tidak baik dan terdapat degenerasi hidatit villi.

(b)         Kelainan genitalia ibu.

Misalnya pada ibu yang menderita :

·         Anomali kongenital ( hipoplasia uteri,uterus bikornis,dll )

·         Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata

·         Uterus terlalu cepat terenggang

·         Distorsio uterus, misalya karena terdorong oleh tumor pelvis.

(c)          Gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu menderita suatu penyakit, atau kelainan pembentukan plasenta.

(d)         Ibu menderita penyakit berat seperti infeksi yang disertai demam tinggi, penyakit jantung atau paru yang kronik, keracunan, mengalami kekurangan vitamin berat, dll.

(e)          Antagonis Rhesus ibu yang merusak darah janin.

(3)         Klasifikasi

Abortus dibagi menjadi atas dua golongan yaitu

(a)         Abortus spontan

Abortus yang terjadi dengan tidak didahului  faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor –faktor alamiah.

·            Abortus Iminens

Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, ibu mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi atau janin masih berada di dalam, dan tidak disertai pembukaan (dilatasi serviks) dan kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan

·            Abortus Insipiens

Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam rahim. Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.

·            Abortus Inkomplet

Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari kavum uteri melalui kanalis servikalis pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret.

 

 

·            Abortus komplit

Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan dengan cara dikuret.

·            Missed abortion

Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih Janin yang sudah meninggal dapat keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah janin tersebut meninggal, dapat pula diresorbsi kembali sehingga hilang, dapat mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus dapat pula menjadi mola karnosa dimana janin yang sudah meninggal akan mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi setelah 1 minggu.

Gejala yang dijumpai adalh amenore, perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, selama observasi fundus tidak bertambah tinggi bahkan tambah tendah, gejala kehamilan menghilang, pada pemeriksaan dalam servik tertutup dan ada darah sedikit.

·            Abortus habitualis

Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.

(b)         Abortus Provakatus

Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat. Abortus provakatus dibagi menjadi dua yaitu:

·            Abortus medisinalis yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indiksi medis).

·            Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

(4)         Penanganan

(a)         Penilaian awal

Untuk penanganan yang memadai, perludilakukan penilaian dari :

·            Keadaan umum pasien

·            Tanda – tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 x/ menit)

·            Bila syok disertai dengan masa lunak diadneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan bebas dalam kavum pelvis (kemungkinan KET)

·            Tanda – tanda infeksi atau sepsis

(b)         Penanganan spesifik

·            Abortus imminens

-        Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total

-        Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan / melakukan hubungan seksual

-        bila perdarahan:

*            berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi

*             terus berlangsung: nilai kondisi janin (USG)

·            Abortus insipiens

-        Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi

-        Bila gestasi ≤ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan aspirasi vakum manual setelah bagian – bagian janin dikeluarkan.

-        Bila usia gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase

-        ·Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilakukan / usia gestasi lebih besar dari 16 minggu lakukan

-        Infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml RL mulai dengan 8 tetes/ menit yang dapat dinaikan hingga 40 tetes/ menit, sesuai dengan kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi

-        Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian

-        Misoprostol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.

-        Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM atau dilatasi dan kuretase.

·            Abortus inkomplit

-        Tentukan besar uterus (taksiran usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/ sepsis)

-        Hasil konsepsi yang terperangkap pada servik  yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:

-        Bila perdarahan berhenti: beri ergometrin 0,2 mg IM/ misoprostol 400 mg peroral

-        Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K (sesuai usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian janin)

-        Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis

-        Bila terjadi infeksi beri ampisilin 1 g dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam

-        Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM ( Aspirasi Vakum Manual )

-        Bila pasientampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg per hari selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat)

·            Abortus komplit

-        Apabila kondisi pasien baik, cukup diberikan tablet ergometrin 3x1 tablet/ hari untuk 3 hari

-        Apabila pasien mengalami anemia sedang, anjurkan Fe 600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi

-        Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi perlu diberi antibiotik, atau apabila kawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profikaksis.

·            Missed Abortion

-        Berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, jika tidak berhasil dapat dilakukan histerotomia anterior. Hendaknya pada penderita juga diberikan tonika dan antibiotik.

·            Abortus Habitualis

-        Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi dari pada sesudahnya

(5)         Komplikasi Abortus

(a)          Perdarahan

(b)         Perforasi yaitu sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun

(c)          Infeksi dan tetanus

(d)         Ginjal akut

(e)          Syok

 

 

 

 

 

 

 

 

Diagnosis Perdarahan Pada Kehamilan Muda

Perdarahan

Serviks

Uterus

Gejala/tanda

Diagnosis

 

 

Bercak hingga sedang

 

 

 

 

Tertutup

Sesuai dengan usia gestasi

Kram perut bawah

Uterus lunak

Abortus Imminens

Sedikit membesar dari normal

Limbung atau pingsan

Nyeri perut bwah

Nyeri goyang portio

Masa adneksa

Cairan bebas

Intra abdomen

Kehamilan ektopoik terganggu

 

Terbuka

Lebih kecil dari usia gestasi

Sedikit atau tanpa nyeri perut bawah

Riwayat ekspulsi hasil konsepsi

Abortus komplit

 

 

 

 

 

Sedang hingga banyak

 

 

 

 

Terbuka

Sesuai dengan usia kehamilan

Kram atau nyeri perut bawah

Belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi

Abortus insipiens

 

Kram atau nyeri perut bawah

Ekspulsi sebagian hasil konsepsi

Abortus inkomplit

Terbuka

Lunak dan lebih besar dari usia kehamilan

Mual  atau muntah

Kram perut bawah

Sindrom mirip

Preeklamsia

Tidak ada janin

Keluar jaringan seperti anggur

Abortus Mola

 

b.                             Hiperemesis gravidarum

1)            Pengertian

Adalah mual muntah yang berlebihan sehingga menimulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan

2)            Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan :

a)         Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda  hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan

b)         Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini.alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak

c)         Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien

3)            Klasifikasi

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :

a)         Tingkat I

(1)      Muntah terus menerus sehingga menimbulkan : Dehidrasi : turgor kulit turun, Nafsu makan berkurang, Berat badan turun, Mata cekung dan lidah kering

(2)       Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus, Nadi meningkat dan tekanan darah turun, Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit, Tampak lemah dan lemas

b)         Tingkat II

(1)      Dehidrasi semakin meningkat akibatnya : Turgor kulit makin turun, Lidah kering dan kotor, Mata tampak cekung dan sedikit ikteris

(2)      Kardiovaskuler : Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit, Nadi kecil karena volume darah turun, Suhu badan meningkat, Tekanan darah turun

(3)      Liver : Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus

(4)      Ginjal : Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan : Oliguria, Anuria, Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.

c)         Tingkat III

(1)      Keadaan umum lebih parah, Muntah berhenti, Sindrom mallory weiss, Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma, Terdapat ensefalopati werniche : Nistagmus, Diplopia, Gangguan mental

(2)      Kardiovaskuler : Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat

(3)      Gastrointestinal: Ikterus semakin berat, Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam

(4)      Ginjal : Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

 

 

c.                             Nyeri perut bagian bawah

Nyeri perut pada kehamilan kurang dari 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopoik atau abortus

Tabel Diagnosis Nyeri perut pada kehamilan Muda

Gejala dan tanda yang selalu ada

Gejala dan tand ayang kadang ada

Diagnosis

Nyeri perut

Tumor adneksa pada periksa dalam

Masa tumor diperut bawah

Perdarahan pervaginal ringan

Kista Ovarium

Nyeri perut bawah

Demam

Nyeri lepas

 

Perut membengkak

Anoreksia

Mual atau muntah

Ileus paralitik

Lekositosis

Tumor (-)

Nyeri

Apendisitis

Disuria

Sering berkemih

Nyeri perut

Nyeri retro atau suprapubik

Sistisis

Nyeri perut

Perdarahan sedikit

Serviks tertutup

Uterus sedikit besar

Uterus lunak

Pingsan

Tumor adneksa nyeri

Amenorea

Serviks nyeri goyang

Kehamilan ektopik

 

2.      TANDA-TANDA DINI BAHAYA KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN LANJUT.

a.                             Perdarahan  pervaginaan

1)      Plasenta previa

a)                     Pengertian

Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu disegmen awah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir

b)      Klasifikasi

Plasenta previa totalis :  jika seluruh ostium ditutupi plasenta

Plasenta previa marginalis : Sebagian ostium ditutupi plasenta

Plasenta letak rendah : Tepi plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan

 

2)      Solusio plasenta

1)      Pengertian

Suatu keadaan dimana letak plasenta normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir,

2)      Klasifikasi

Solusio plasenta  Lateralis atau parsialis : Bila hanya sebagian plasenta yang terlepas dari perlekatannya

Solusio plasnta totalis : Seluruh bagian plasenta terlepas dari perlekatannya

Prolapsus plasenta : Kadang-kadang plasenta turun kebawah dan dapat teraba dalam pemeriksaan dalam

 

Diagnosis perdarahan

Gejala dan tanda utama

Faktor predisposisi

Diagnosis

Perdarahan pervaginam, Perdarahan tanpa nyeri

Usia gstasi > 22 minggu

Darah segar dengan bekuan

Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi

Tidak disertai nyeri

Bagian terbawah janin belum masuk PAP

 

Grande multipara

Plasenta Previa

Perdarahan pervaginam

Perdarahan dengan intermiten atau menetap

Warna darah kehitaman dan cair

 

Hipertensi

Trauma abdomen

Polihidramnion

Gemelli

Solusio plasenta

 

b.                             Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dn menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengn sakit kepala tersebut ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur, Sakit kepala yang habit dalam kehamilan lanjut gejala dari pre-eklamsi

c.                             Penglihatan kabur

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam keselamatan jiwa adalah perubahan visual mendadak. Misalkan pandangan kabur atau berbayang-bayang dan berbintik-bintik. Perubahan visual mungkin disertai dngan sakit kepala yang hebat. Perubahan visual mendadak mungkin merupakan suatu tanda pre-eklamsia

d.                             Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki dan biasanya munul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan tangan dan muka. Tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik lain. Hal ini bisa mrupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-elamsia

e.                             Keluar cairan pervaginaan

Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban, Jika keluarnya cairan iu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan terjadinya persaliann preterm dan omplikasi infeksi intrapartum

f.                              Gerakan janin tidak terasa

Ibu mulai merasakan gerakan janin selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya melemah. Bayi bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Jika kurang pergerakannya maka waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim misalnya asfiksia janin sampai kematian janin

g.                             Nyeri perut yang hebat

Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti pada persalinan. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Suririnah, 2008. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Dini, Kasdu, 2001. Kehamilan dan persalinan. Cetakan.1. Jakarta: 3G Publisher

Manuaba, 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita . Jakarta: Arcan

Arikunto,S. 2006. Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktik edisi VI. jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarvono Prawirahardjo

Dewi Vivian N L, 2011, Asuhan Kehamilan Untuk kebidanan, Jakarta : Salemba Medika

Hani Ummi Dkk, 2010, Asuhan Kehamilan Pada Kehamilan fisiologia, Jakarta : Salemba Medika

Hidayat,A.Aziz Alimul, 2007. Metode Penilitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Jane Coad, Melvin Dunstall.2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Sulistyawati Ari, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta:Salemba Medika

 

http://ayumiheartmaalebapaami.blogspot.com/2012/05/makalah-perdarahan-kehamilan-muda.html

http://dewdewdheewidheewi.blogspot.com/2013/05/perdarahan-pada-kehamilan-muda.html

http://muallimat.blogspot.com/2009/09/askeb-kehamilan-ektopik.html