ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN KALA II
Pada Ny.R GIPoooo
Di BPS Ny.
Sriwidarti, S.ST
SUMBERGEMPOL -
TULUNGAGUNG
Dosen Pembimbing:
Widya Lusi Arisona, SST
Disusun
oleh:
Lailatun Nihayah
130106045
PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
BAB I
LAPORAN
PENDAHULUAN
PERSALINAN
KALA II
A. Definisi Persalinan |
|||
|
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit.
|
||
|
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
|
||
|
Etiologi
|
|
|
|
1. Penurunan
Kadar Progesteron
|
||
|
|
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
|
|
|
2.
Teori Oxytocin
|
||
|
|
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh
karena itu timbul otot-otot rahim.
|
|
|
3.
Keregangan Otot-otot
|
||
|
|
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung,
bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
|
|
|
4.
Teori Prostaglandin
|
||
|
|
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka
menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hal ini juga disokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun
darah perifer pada ibu-ibu hamil,
sebelum
melahirkan atau selama persalinan.
|
|
|
5.
Plasenta Menjadi tua
|
||
|
|
Dengan tuanya kehamilan, villi korialis mengalami
perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron turun sehingga menimbulkan
kontraksi.
|
|
|
|
|
B. Persalinan Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga sebagai
kala pengeluaran.
Tanda Dan Gejala Kala II:
1. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya.
4. Perineum terlihat menonjol.
5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
C. Penatalaksanaan Kala II
I.
Melihat Tanda dan Gejala Kala II
1.
Melihat
dan mendengar adanya tanda persalinan kala II.
a. Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
b.
Ibu merasa adanya tekanan pada anus.
c.
Perineum menonjol.
d.
Vulva dan anus membuka.
II.
Menyiapkan Peralatan
2.
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan
termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah spuit sekali pakai 2
½ ml ke dalam wadah partus set.
III.
Menyiapkan Diri Untuk Memberikan Pertolongan Persalinan
3.
Memakai celemek plastik.
4.
Memastikan lengan/ tangan tidak memakai perhiasan,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
5. Memakai
satu sarung tangan DTT dipakai dalam melakukan setiap atau selama proses
menolong persalinan.
6. Mengambil spuit dan mengisi dengan oksitosin, dengan
tangan yang bersarung tangan dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
IV.
Memastikan
Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7. Membersihkan vulva dan perineum
menggunakan kapas/ kain dengan gerakan dari vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan
pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung ke
dalam Lar-Chlorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam Lar-Chlorin 0,5%.
10. Memeriksa
DJJ setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal.
V.
Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu
Proses Pimpinan Meneran
11. Memberitahu
ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran
saat ada his bila sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta
bantuan keluarga untuk menyiapkan ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu
ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
VI.
Pimpinan Meneran
13. Melakukan
pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat meneran.
VII.
Persiapan
Pertolongan Kelahiran Janin
14. Saat kepala janin terlihat pada vulva
dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untukmengeringkan janin pada
perut ibu.
15. Mengambil
kain bersih melipat 4/3 bagian meletakkan dibawah bokong ibu.
16. Membuka
tutup partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua
tangan.
VIII.
Menolong Kelahiran Bayi
·
Lahirnya Kepala
18. Saat
sub-occiput tampak di bawah symphisis tangan kanan melindungi perineum dengan
di atas lipatan kain di bawah bokong ibu sementara tangan kiri menahan puncak
kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
19. Mengusapkan
kasa/ kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah.
20. Memeriksa
adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai
melakukan putaran paksi luar secara spontan.
·
Lahirnya Bahu
22. Setelah
kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan ke-2 telapak tangan pada sisi kepala
janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior lahir,
kemudian tarik secara hati-hati sampai bahu posterior lahir.
·
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah
bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian
posterior dengan posisi ibu jari pada leher dan ke-4 jari pada bahu dan dada/
punggung janin, bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
24. Setelah
badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah.
IX.
Penanganan Bayi Baru Lahir
25.
Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu
pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong. Nilai
upaya bayi untuk bernapas, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan
posisi kepala lebih rendah dari badan.
26.
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dari badan
bayi kecuali bagian tali pusat.
27. Menjepit
tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat ke arah ibu dan
memotong klem kedua 2 cm dari klem pertama.
28. Memegang tali pusat di antara 2 klem
menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong
tali pusat di antara 2 klem.
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain
kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala.
30. Memberi bayi kepada ibu untuk disusui bila
ibu menghendaki.
X.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
·
Menyuntikkan Oksitosin
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan
kehamilan tunggal.
32. Memberitahu
ibu akan disuntik.
33. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM
bagian luar paha kanan 1/3 atas. Setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu
untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
·
Penegangan Tali Pusat Terkendali
34. Memindahkan
klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35. Meletakkan
satu tangan di atas symphisis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan
yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial.
36. Saat
uterus kontraksi, menegangkan tali pusat sementara tangan yang lain mendorong
uterus ke arah dorso kranial.
·
Mengeluarkan Plasenta
37. Jika
tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya kemajuan pelepasan
plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali
pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga
plasenta tampak pada vulva.
38. Jika
plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan
hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan
perlahan lahirkan selaput ketuban tersebut.
·
Masase Uterus
39. Segera
setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok
fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
tonus uterus baik.
RUJUKAN:
Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pasuruan. 2005. Asuhan Persalinan Normal. pasuruan
Obstetri Fisiologi. UNPAD. Bandung. 1983
Rohani, Sahwita, Reni, dan Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
TINJAUAN KASUS
I.
Data Dasar
Tanggal Masuk : 25 Maret 2014
Jam : 03.00 WIB
Tanggal
Pengkajian : 25 Maret 2014
Jam
Pengkajian : 07.05 WIB
Diagnosa
Masuk : GI P0000
UK 37 minggu inpartu kala II
A.
Data Subjektif
1.
Biodata
Nama istri : Ny. R
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Kawin ke : 1 (satu)
Umur kawin :
21 thun
Lama kawin :
1 tahun
Alamat : Sumbergempol, Tulungagung
Nama suami :
Tn. A
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pendidikan :
SMA
Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Kawin ke : 1 (satu)
Umur kawin :
22 thun
Lama kawin :
1 tahun
Alamat : Sumbergempol, Tulungagung.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama, dengan UK 9
bulan. Ibu mengatakan perutnya sering kenceng-kenceng. Ibu mengatakan seperti
ingin berak sejak tadi malam pukul 21.00 WIB.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche :
Umur 11 tahun
Siklus :
28 hari
Lama :
7 hari
Jumlah :
2 – 3 koteks/ hari
Konsistensi : Hari 1 – 2 kental ada gumpalan
Hari 4 – 7 encer tidak ada gumpalan
Warna : Hari 1 – 3 merah kecoklatan
Hari 4 – 7 merah segar
Dysmenorche : Tidak ada
Flour Albus : Ada sebelum dan
sesudah menstruasi, tidak gatal,
tidak bau, warna jernih
HPHT :
25 – 06 – 2013
HPL : 01 – 04 – 2014
UK : 37 minggu
4. Riwayat Kehamilan, Persalianan, dan Nifas
yang lalu
Suami
Ke
|
Hamil
Ke
|
Riwayat
Persalinan
|
Riwayat
Nifas
|
Umur
Anak Seka
rang
|
||||||||
L/P
|
UK
|
H/M
|
Tempat Persalinan
|
Penolong
|
Perwalinan
Penyulit
|
Lama
Nifas
|
Kelainan
|
KB
|
Lama
Menyusui
|
|||
1
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : Belum pernah
Rencana kontrasepsi yang akan digunakan : Belum merencanakan
6. Riwayat kehamilan sekarang
Klien mengatakan hamil pertama dengan usia
kehamilan 9 bulan. Gerakan anak dirasakan
mulai usia 5 bulan. Gerakan dalam sehari dirasakan 30 kali.
a.
Klien mengatakan selama hamil
Trimester
I : Mual muntah pada pagi hari, lemas,
tidak tahan mencium bau-bauan yang tajam.
Trimester
II : Mengeluh kram pada kaki
b. Klien mengatakan selama hamil ini periksa
4 kali
c. Klien mengatakan telah mendapat terapi :
TT sebelum menikah 1 kali dan
TT kedua pada usia kehamilan 3 bulan, Fe, Kalk, Vitamin.
7.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat
kesehatan yang lalu
·
Tidak ada penyakit menular seperti Hepatitis,
Aids, PMS (penyakit menular seksual), Typoid.
·
Tidak
ada penyakit menurun ( Herediter ) seperti Diabetes Melitus ( DM ), hipertensi.
·
Tidak
ada penyakit menahun (kronis) seperti TBC, Asma.
·
Infeksi virus lain tidak ada TORCH (
Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus ) Herpes yang bisa membuat bayi yang
dikandung cacat.
·
Tidak
ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
·
Tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Riwayat kesehatan suami atau keluarga
·
Tidak
ada penyakiit herediter atau keturunan.
Contoh : DM (Diabetes mellitus),
Hipertensi.
·
Tidak ada keturunan kembar
·
Tidak ada penyakit menular
Contoh : Hepatitis, AIDS, Tipoid
·
Tidak ada virus lain Torch ( Toksoplasmosi
Rubela Citomegalovirus ) Herpes yang bisa membuat bayi yang dikandung cacat.
·
Tidak ada penyakit Menahun
Contoh : Asma, TBC
8. Keadaan Psikososial Budaya
a. Klien mengatakan ini
adalah kehamilan yang sangat diharapkan baik klien, suami dan keluarga,
sehingga klien sering merasa kawatir akan kehamilan saat ini, jenis kelamin
anak tidak terlalu menjadi masalah, suami klien sangat meperhatikan klien
menjadi masalah, suami klien sangat memperhatikan klien, apa yang klien makan
minum dan klien kerjakan.
b. Hubungan klien dengan masyarakat sekitar baik tidak ada masalah
Klien tinggal bersama suami dan keluarga dan
pengambil keputusan sepenuhnya di tangan suami dan keluarga
c.
Dalam kebiasaannya klien dan
keluarga mengadakan selamatan seperti selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan. Klien
tidak melakukan pantangan makan dan jamu-jamuan.
9.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.
Pola Nutrisi
Sebelum
Hamil : Makan : 3 x/hari, porsi 12 sendok makan tiap kali
makan dengan menu: nasi, tahu,
tempe, ikan, sayur dan makan
buah-buahan.
Minum :
+ 8 gelas/hari.
Selama Hamil
: Makan : 3 x/hari, porsi 3 sendok makan tiap kali makan dengan menu: nasi, tahu, tempe, ikan, sayur dan
makan buah-buahan.
Minum : + 8 gelas air putih.
b.
Pola Eliminasi
Sebelum Hamil : BAB 1 x/hari warna coklat, konsistensi lunak, bau khas,
tidak nyeri, tidak ada pus.
BAK 3 – 4 x/hari warna jernih, bau amoniak,
tidak nyeri, tidak ada pus atau darah.
Selama Hamil :
BAB 1 x/hari warna gelap, konsistensi lunak, bau khas, tidak nyeri.
BAK
7 – 8 x/hari, warna jernih, bau amoniak,
tidak nyeri, tidak ada pus atau darah.
c.
Pola Aktivitas
Sebelum
sakit : Membersihkan rumah, memasak dan
melayani suami. Biasa melakukan
pekerjaan rumah dari pukul 05.00-09.00 WIB.
Selama sakit :Melakukan pekerjaan rumah yang ringan,
pekerjaan berat dibantu sama suami dan keluarga.
d.
Pola Istirahat
Sebelum hamil :
Siang : 1 jam (13.00 – 14.00 WIB)
Malam :
8 jam (21.00 – 05.00 WIB)
Selama hamil :
Siang : 1 jam (13.00 – 14.00 WIB)
Malam : 8 jam (21.00 – 05.00 WIB)
e. Pola
Personal Higiene
Sebelum hamil :
Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari,
cuci rambut
2 x/minggu, ganti baju 2 x/hari, ganti pakaian dalam 3 x/hari.
Selama hamil
: Mandi 2 x/hari, gosok
gigi 2 x/hari, cuci rambut
2 x/hari, ganti baju 2 x/hari,
ganti pakaian dalam
5-6 x/hari
f.
Pola Sexualitas
Sebelum hamil :
3 x / minggu
Selama hamil
: 2 x / minggu
g.
Ketergantungan
Sebelum hamil :
Tidak ada ketergantungan terhadap obat-obatan,
tidak
pernah minum-minuman beralkohol, tidak
pernah
merokok.
Selama hamil :
Tidak ada ketergantungan terhadap obat-obatan,
tidak
pernah minum-minuman beralkohol, tidak
pernah merokok.
B.
Data Objektif
1.
Secara Umum
Keadaan
Umum : cukup
Kesadaran : composmentis
Postur
tubuh : lordosis
Cara
berjalan : tegak
TB :
158 cm
BB sebelum hamil : 55 kg
BB sekarang : 68 kg
LILA :
24,5 cm
2. Tanda - Tanda Vital (TTV)
Suhu :
36o C
Nadi :
84 x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Respirasi :
28 x/menit
3.
Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Tekstur rambut halus, penampilan rambut rapi, warna hitam, tidak
bercabang, tidak rontok, tidak ada ketombe, kulit kepala bersih.
Muka
: Tidak edema, tidak
terdapat cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, conjunctiva
tidak anemis, palpebra tidak odema
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut
dan Gigi : Simetris, tidak kering, tidak ada bibir sumbing, tidak ada caries
gigi, tidak ada gingivitis, lidah kotor.
Telinga : Simetris, bersih, tidak
terlihat serumen.
Leher : Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembesaran vena jugularis.
Payudara : Simetris,
puting menonjol, hiperpigmentasi, aerola mamae bersih, ASI sudah keluar.
Abdomen : Pembesaran sesuai umur kehamilan,
ada linea alba, terdapat striae gravidarum, tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia : Vulva atau vagina bersih, tidak
ada edema, terdapat tanda chadwik, pengeluaran lendir dan darah.
Anus : Tidak ada haemoroid,
bersih, tidak ada luka.
Ekstrimitas
Atas : Simetris, tidak ada
edema/varises.
Ekstremitas Bawah: Simetris, tidak ada
edema/varises.
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
lymfe.
Payudara : Tidak ada benjolan
dari payudara kanan dan kiri. Dengan gerakan bebas, kelaur cholostrum,
konsistensi sama kenyalnya.
Abdomen : Dilakukan dengan Variasi
leopold
§
Leopold I
TFU ditemukan 33 cm diatas
simfisis, bagian atas bokong.
§
Leopold II
Disebelah kanan teraba panjang
datar dan keras seperti papan punggung (puka).
§
Leopold III
Bagian terndah teraba bundar
keras dapat dipegang dan melenting, teraba satu bundaran (kepala).
§
Leopold
IV
Penurunan kepala 0/5
c. Auskultasi
DJJ punctum maximum bawah pusat,
frekuensi 148x/menit, teratur.
d. Perkusi
Reflek patella kanan atau kiri (+ / +)
e. Pemeriksaan Dalam
Vulva +
vagina : Tidak odema,
tampak menonjol
Pembukaan : 10 cm
Effechment : 100%
Bagian
terendah janin : Kepala
Denominator : Kepala UUK
Bagian kecil
janin : Molage
Ketuban : (-)
f. Pemeriksaan panggul
Tidak dikaji
g. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan
pemeriksaan pada tanggal 20 Maret 2014 di
Rumah bersalin fauziah Tulungagung jam 11.00 WIB.
Darah : HB = 12 gr %
h.
Kesimpulan
GI
P0000 UK 37 minggu
Hidup, tunggal,
letak kepala, intrauteri, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik,
inpartu kala II.
II.
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah
No
|
DATA DASAR
|
DIAGNOSA/ MASALAH
|
1
|
DS:
Ibu mengatakan hamil anak pertama, dengan UK 9
bulan. Ibu mengatakan perutnya sering kenceng-kenceng. Ibu mengatakan seperti
ingin berak sejak tadi malam pukul 21.00 WIB.
DO :
·
Keadaan Umum
: Cukup
·
Kesadaran : Composmentis
·
TTV
Suhu : 36o C
Nadi : 84 x/menit
Tekanan
darah : 120/80 mmHg
Respirasi : 28
x/menit
·
Inspeksi
Ibu
tampak ingin mengejan
Anogenital:
vulva membuka, keluar lendir dan
darah, perineum menonjol, ada tekanan pada anus
·
Palpasi Abdomen
§
Leopold I
TFU ditemukan 33 cm diatas
simfisis, bagian atas bokong.
§
Leopold II
Disebelah kanan teraba
panjang datar dan keras seperti papan punggung (puka).
§
Leopold III
Bagian terndah teraba bundar
keras dapat dipegang dan melenting, teraba satu bundaran (kepala).
§ Leopold IV
Penurunan kepala 0/5
·
Auskultasi
DJJ (+), frekuensi 148x/menit,
teratur.
His 4x dalam 10 menit durasi
45 – 50 detik
·
Perkusi
Reflek patella kanan atau kiri (+ / +)
·
Pemeriksaan
Dalam
Vulva + vagina : Tidak odema, tampak menonjol
Pembukaan : 10 cm
Effechment : 100%
Bagian
terendah janin : Kepala
Denominator : Kepala UUK
Bagian
kecil janin : Molage
Ketuban : (-)
·
Pemeriksaan
penunjang
Dilakukan
pemeriksaan pada tanggal 20 Maret 2014
di Rumah bersalin fauziah Tulungagung jam 11.00 WIB.
Darah : HB =
12 gr %
|
Diagnosa
GIP0000 UK 37 minggu intrauteri dengan inpartu kala
II
|
III.
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ada
IV.
Identifikasi
Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera, Konsultasi dan Kolaborasi
Tidak ada
V, VI, VII
INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI
No
|
DIAGNOSA/ MASALAH
|
TUJUAN/ KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1
|
GIPOOOO
UK 37 minggu intrauteri dengan inpartu
kala II
|
TUJUAN:
1. Agar kala II berjalan dengan lancar
tanpa ada penyulit
2. Agar keadaan ibu dan bayi sehat dan
selamat
KRITERIA
KEBERHASILAN:
1. Kala II berjalan lancar
2. Ibu bisa meneran dengan baik
3. KU baik
Kesadaran
composmentis
4. TTV
TD : 110/70 – 140/90 mmHg
N : 60 – 100x/ menit
S: 35,8-37,3
RR: 16-24x/menit
His: ˃ 30x 10’ selama
40’’
DJJ: 120-160/mnt
5. Tidak terjadi ruptur pada perineum dan
anus.
|
1. Lakukan observasi TTV dan CHPBK.
Rasional: Memantau keadaan ibu dan janin
serta mengetahui secara dini adanya komplikasi.
2. Amati tanda dan gejala kala II.
Rasional: Memudahkan mengetahui
tanda-tanda persalinan dalam memimpin ibu meneran.
3. Siapkan
peralatan persalinan.
Rasional:
Mempersiapkan secara dini dalam memberikan pertolongan persalinan sehingga
memperlancar tindakan dalam menolong persalinan.
4. Siapkan
diri atau bidan.
Rasional: Upaya
pencegahan infeksi.
5. Pimpin
ibu untuk meneran saat pembukaan lengkap dan ada dorongan kuat untuk meneran.
Rasional:
Meneran secara berlebihan menahan upaya untuk mengambil napas akan
mengakibatkan kelelahan yang tidak perlu bagi ibu dan meningkatkan risiko
asphiksia pada bayi karena menurunnya pasokan O2 ke plasenta.
6. Berikan
penanganan BBL.
Rasional: Memberikan asuhan BBL normal sehingga
keadaan bayi sehat.
|
Dilakukan Selasa, 25 Maret 2014
Pukul 07.05 WIB
1. Melakukan observasi TTV dan CHPBK
Hasil:
TTV
S: 36o C
N: 84 x/menit
TD: 120/80 mmHg
RR: 28x/mnt.
CHPBK
DJJ:
(+), 148x/menit.
His: 2x dalam 10’ dalam 45”
Hodge: IV
Bandlel: (-)
P: ΓΈ pnurunan
Ketuban: (-)
2. Mengamati tanda gejala kala II.
Hasil:
Ibu mempunyai
dorongan kuat untuk meneran.
Ibu merasa
adanya tekanan pada anus.
Perineum
menonjol.
Vulva dan anus
membuka.
3. Menyiapkan
peralatan persalinan.
Hasil:
Memastikan kelengkapan alat pertolongan
persalinan.
Mematahkan
ampul oksitosin.
Memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai ke
dalam partus set.
4. Menyiapkan
diri untuk memberikan pertolongan persalinan.
Hasil:
Memakai celemek
plastik.
Cuci tangan.
Memakai sarung
tangan kanan.
Menghisap
oksitosin 10 U pada tabung suntik dan meletakkan kembali ke dalam partus set.
Meminggirkan ½
kocher.
5. Memimpin
ibu untuk meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
Hasil:
Mendukung usaha ibu untuk meneran.
Memberi ibu
kesempatan istirahat di saat tidak ada his.
Meminta bantuan kepada keluarga untuk memberi
minum ibu saat istirahat.
Memeriksa DJJ
setiap kontraksi uterus selesai.
6. Memberikan
penanganan BBL.
Hasil:
Setelah seluruh
badan lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan kanan menghadap ke arah bidan,
nilai bayi.
Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali
pusat.
Menjepit tali
pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan
pada tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
Memegang tali
pusat di antara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari
tangan kiri memotong tali pusat di antara kedua klem.
Mengganti
pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala
bayi.
Bayi lahir hidup, jenis kelamin perempuan pada
pukul 07.05 WIB secara normal pervagina dengan BB: 2,5 kg
PB: 45cm
APGAR Skor
A: Aktif pergerakan spontan (2)
R: Menangis spontan (2)
N: Normal 120/menit
Warna kulit: pink merata seluruh tubuh(2)
RR: Normal menangis keras (2)
|
Selasa, 25 Maret 2014
07.05WIB
S : Ibu mengatakan merasa lega karena telah melahirkan bayinya denga
selamat pada tanggal 25 Maret 2014 pukul 07.05 WIB secara spontan jenis
kelamin perempuan.
O : KU
baik
Kesadaran composmentis
TTV
TD: 120/80 mmHg
S : 36o C
N : 84x/menit
RR: 28x/menit
UC: baik
TFU:
setinggi pusat
Tidak
terjadi perdarahan.
Kolostrum
sudah keluar.
Tidak
terjadi ruptur dan tidak ada luka episiotomi
Bayi hidup
jenis kelamin perempuan.
Pada pukul
07.05 WIB.
Plasenta
belum lahir.
A : PIOOI dengan inpartu kala
III.
P
: Penatalaksanaan aktif kala III.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar